Lingkungan sosial yg saya miliki selalu memutar jam tangan saya kedalam dua fase besar. Fase pertama academic business dan yang kedua organizations business.
Sekarang adalah fase terbaik saya dalam organisasi. Setelah dua tahun terakhir hanya menjadi kepingan puzzle dan hanya memutar roda2 kecil dalam actuating for a goal, saat ini saya yg memastikan the goal is come true.
Sore pada 11 Januari lalu, tiga ketukan palu mengawali perjalanan yang tak pernah sekalipun terbayangkan dalam 20 tahun hidup saya. Senyuman kerabat satu angkatan yg mengisyaratkan dukungan itu mendorong saya to be a strong human. (karena saat itu urang nangis gogoakan karena gak mau dapet amanah apapun)
Tugas saya dimulai dengan Membangun internal, memolesnya dengan cat manis lalu mencari pengisi yg harmonis dan optimis dalam skala besar yg akan membantu saya baik urusan internal maupun kepentingan eksternal. Kemudian mengarahkan top eksekutif untuk membangun basis eksekutor yg unggul dalam kualitas dan kuantitas.
Ketika semua bekal dan persiapan sudah siap. Legalitas sudah ditangan, dan masa depan sudah siap sedia dilukis, we start to work.
Lebih dari 30 program kerja yang harus tuntas sampai akhir tahun ini, perlahan-lahan mulai digarap. Satu persatu di realisasikan, dan saya menyaksikan itu semua tanpa cela. Absen dari satu saja kegiatan akan membuat saya merasa gusar dan berujung pada pertanyaan tentang kemampuan saya sendiri. "maneh geuning teu becus?" something like that.
Sampailah pada proker yg membuat saya mengingat lagi segala hal yg telah saya lakukan hampir satu tahun ini.
Posisinya saya berdiri didepan 66 mahasiswa baru yg sudah dikader 6bulan terakhir, dipersiapkan untuk meneruskan estafet kepemimpinan. Didepan saya juga, berdiri 60 orang organizer committee yg sejak awal tahun menjadi eksekutor seluruh proker.
Disamping kiri saya berdiri 30 orang steering committee yg telah menjadi konseptor seluruh proker.
Disamping kanan saya berdiri puluhan orang angkatan atas mulai dari angkatan 2014 sampai 2007 yg datang untuk menengok rumah yg sempat mereka bangun dengan keras sehingga masih ada sampai saat ini. Mereka yg mengkritisi arah gerak pengisi rumah mereka yg baru agar rumah ini tetap kokoh dan terawat.
Dan dibelakang saya, berdiri puluhan sahabat, sodara seibu, manusia2 paling dekat dengan tangan saya, yang paling setia memandang kedua mata saya, dan yang paling cepat mengangkat saya ketika hampir jatuh saat berjalan.
PEMANDANGAN YANG BEGITU MEMUTAR BALIKAN INGATAN, SAMPAI-SAMPAI MEMBUAT MATA SAYA PEDIH, DADA SAYA SESAK, DAN SEKUJUR TUBUH SAYA MENGHANGAT
saya bingung dengan perasaan ini, belum pernah saya rasakan sebelumnya. Rumah ini ternyata mengajarkan begitu banyak hal. Rumah ini telah membuatkan saya satu ruangan khusus untuk mengembangkan diri.
Ohshitttt.... I'm too emotional ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Tahun depan semoga tak ada batasan untuk menjungjung loyalitas ini, menengok rumah ini lagi meski sekedar mencabur rumput2 dihalamannya.
Komentar
Posting Komentar