Langsung ke konten utama

MENJADI AKU DI TAHUN 2018

Lingkungan sosial yg saya miliki selalu memutar jam tangan saya kedalam dua fase besar. Fase pertama academic business dan yang kedua organizations business.
Sekarang adalah fase terbaik saya dalam organisasi. Setelah dua tahun terakhir hanya menjadi kepingan puzzle dan hanya memutar roda2 kecil dalam actuating for a goal, saat ini saya yg memastikan the goal is come true.
Sore pada 11 Januari lalu, tiga ketukan palu mengawali perjalanan yang tak pernah sekalipun terbayangkan dalam 20 tahun hidup saya. Senyuman kerabat satu angkatan yg mengisyaratkan dukungan itu mendorong saya to be a strong human. (karena saat itu urang nangis gogoakan karena gak mau dapet amanah apapun)
Tugas saya dimulai dengan Membangun internal, memolesnya dengan cat manis lalu mencari pengisi yg harmonis dan optimis dalam skala besar yg akan membantu saya baik urusan internal maupun kepentingan eksternal. Kemudian mengarahkan top eksekutif untuk membangun basis eksekutor yg unggul dalam kualitas dan kuantitas.
Ketika semua bekal dan persiapan sudah siap. Legalitas sudah ditangan, dan masa depan sudah siap sedia dilukis, we start to work.
Lebih dari 30 program kerja yang harus tuntas sampai akhir tahun ini, perlahan-lahan mulai digarap. Satu persatu di realisasikan, dan saya menyaksikan itu semua tanpa cela. Absen dari satu saja kegiatan akan membuat saya merasa gusar dan berujung pada pertanyaan tentang kemampuan saya sendiri. "maneh geuning teu becus?" something like that.
Sampailah pada proker yg membuat saya mengingat lagi segala hal yg telah saya lakukan hampir satu tahun ini.
Posisinya saya berdiri didepan 66 mahasiswa baru yg sudah dikader 6bulan terakhir, dipersiapkan untuk meneruskan estafet kepemimpinan. Didepan saya juga, berdiri 60 orang organizer committee yg sejak awal tahun menjadi eksekutor seluruh proker. 
Disamping kiri saya berdiri 30 orang steering committee yg telah menjadi konseptor seluruh proker. 
Disamping kanan saya berdiri puluhan orang angkatan atas mulai dari angkatan 2014 sampai 2007 yg datang untuk menengok rumah yg sempat mereka bangun dengan keras sehingga masih ada sampai saat ini. Mereka yg mengkritisi arah gerak pengisi rumah mereka yg baru agar rumah ini tetap kokoh dan terawat.

Dan dibelakang saya, berdiri puluhan sahabat, sodara seibu, manusia2 paling dekat dengan tangan saya, yang paling setia memandang kedua mata saya, dan yang paling cepat mengangkat saya ketika hampir jatuh saat berjalan.
PEMANDANGAN YANG BEGITU MEMUTAR BALIKAN INGATAN, SAMPAI-SAMPAI MEMBUAT MATA SAYA PEDIH, DADA SAYA SESAK, DAN SEKUJUR TUBUH SAYA MENGHANGAT
saya bingung dengan perasaan ini, belum pernah saya rasakan sebelumnya. Rumah ini ternyata mengajarkan begitu banyak hal. Rumah ini telah membuatkan saya satu ruangan khusus untuk mengembangkan diri.
Ohshitttt.... I'm too emotional ðŸ˜­ðŸ˜­ðŸ˜­ðŸ˜­
Tahun depan semoga tak ada batasan untuk menjungjung loyalitas ini, menengok rumah ini lagi meski sekedar mencabur rumput2 dihalamannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKU INGINNYA HARTA, TAHTA DAN CINTA

Harta, Tahta dan Wanita Eh apaaa harta, tahta, dan pria? Yaudah harta, tahta dan cinta aja gimana? Katanya laki-laki bisa hancur gara2 tiga hal itu yah? Hidup memang tak lepas dari macam2 urusan yg kadang jelimet sampe gak habis pikir. Terkhusus dalam hidup seorang lelaki, konon ada 3 hal yg saling berkaitan satu-sama lain. Pertama mengenai harta. Harta itu identik dengan benda2 materil. Uang segepok misalnya. Ini memang menjadi pikiraneun para laki, sabab mereka wajib pisan menafkahi keluarganya. Karena sesoleh-solehnya wanita, makannya tetep pake duit bukan pake cinta duuul. "bi meser beas, sakilo sabaraha? " " sarebu cinta jang! " Mashook pak eko mashook :((( Lalu gimana harta bisa menghancurkan laki? Harta itu dicari, dan nyarinya gak semudah mengiceupkan kedua  mata. Kadang karena kalap dan gelap mata, segala cara digiles sampe tak pandang baik buruk, haram halal. Kedua tentang tahta. Kekuasaan, jabatan, posisi. Hal2 semacam itu jelas

UNBOXING CAPRES 2019

Berhubung saya sudah tahu partai mana yg cocok dengan kriteria (saya). Step selanjutnya biar gak jadi pemilih OON tanggal 17 nanti, maka perlulah saya UNBOXING CAPRES dan CALEG2 yg diusung oleh partai ini. Partai apa sih? (niatnya pengen maen rahasia2an tapi gatel wkwk) Yaaa PKS guys! Oke, pertama saya UNBOXING dulu Capresnya ya. Udah jelaa ya, PKS ini mengusung PRABOWO-SANDI. Bisa dibilang, kubu ini penantang petahanan dengan jumlah partai koalisi yg sangat minim kalah lah kalo dibanding lawan mah. Ditambah kalo ngomongin elektabilitas, wah lumayan jauh (katanya). Belum lagi rumor2 mengenai track record Prabowo di tragedi 98. Terus katanya jauh dari kehidupan warga sipil, karena background nya yg TNI-AD. Terus suka ditanyain "Pak Prabs jumatan dimana?" Iya yah, Pak Prabs kan lahir dari keluarga beda agama. Ibunya kristen bapaknya islam. Aing jadi bertanya, kenapa ijtima ulama pilih pak prabs ya? Apakah ini ulama abal2? (tanyaku dalam hati. Aih) ASLI ADA YG TAHU GAK

MILLENIALS NASOL TAK LAWAN PROPOSAL TANPA LAPORAN #PemudaMendesa – Widia Damayanti for Anti Corruption Youth Camp 2017

MILLENIALS NASOL TAK LAWAN PROPOSAL TANPA LAPORAN #PemudaMendesa – Widia Damayanti for Anti Corruption Youth Camp 2017 “Kalau ada ya Alhamdulillah neng, kalau pun gak ada ya Alhamdulillah juga ajalah hehe.. mungkin itu jalan saya untuk terus ikhlas” dengan iringan tawa si gadis desa yang kesehariannya mengajari anak-anak tentang agama itu sedikit asem-asem manis ketika mendapatkan pertanyaan mengenai upahnya mengajari anak-anak desa di madrasah diniyah yang bertempat di Desa Nasol. Gadis itu rutin berangkat setiap sore baik hujan maupun tidak demi membagikan pengetahuan agamanya untuk para anak-anak desa disana. Senada dengan gadis tersebut, wanita separuh baya pun berkata “Ya.. Bersyukur saja.” Hal itu pun tak lupa diamini oleh wanita paruh baya lainnya yang sama-sama berkegiatan mengajari anak-anak mengaji. Memang keteguhan iman menguatkan benih-benih semangat yang tertanam didalam hati mereka, jelas sehingga perasaan ikhlas tak sempat absen. Baik memang istilah tanpa pamrih,